Workhshop Penelitian Mahasiswa-Dosen Jurusan PMI Bekerjasama dengan Pemkab. Bantul

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang mengemban tridarma perguruan tinggi; kewajiban pengajaran, penelitian, dan pengabdian (pemberdayaan) masyarakat pada hari Selasa, 17 juli 2012 mengadakan Workshop Penelitian, Penelitian, dan Penerbitan Buku Model Pembangunan Sosial” di Ruang Sidang Fakultas Dakwah.

Pembicara dalam kegiatan ini adalah Drs. Trisakti, M.Si (Kepala Bappeda Kabupaten Bantul) dan Prof. Dr. Hedhy Shri Ahimsa Putra, MA (Antropolog UGM). Agenda ini diikuti dosen dan mahasiswa Jurusan PMI sebanyak 20 orang dengan mengambil lapangan penelitiannya di Kabupaten Bantul. Dosen akan berpartner (berpasangan) dengan mahasiswa untuk melakukan penelitian menyangkut masalah model pembangunan dan penanganan masalah sosial. Kabupaten Bantul dipilih sebagai lapangan penelitian mengenai hal tersebut karena dalam sepuluh tahun terakhir ini menunjukkan kemajuan wilayah yang cukup signifikan dan secara real dapat dirasakan masyarakat luas.

Dipublikasi di Agenda, Berita | Meninggalkan komentar

Selamat Kepada 22 Alumnus PMI yang telah diterima menjadi bagian dari Sakti Peksos Kemensos RI 2012

Selamat Kepada 22 Alumnus PMI yang telah diterima menjadi bagian dari Sakti Peksos Kemensos RI 2012

Dipublikasi di Berita | 1 Komentar

LOMBA PENULISAN ARTIKEL TINGKAT NASIONAL (SMA/Sederajat) Memeperebutkan Trophy Ketua Jurusan PMI

Tema

“Strategi Jitu Mengatasi Masalah Sosial Bangsa”

Topik:

(Kemiskinan, Prostitusi, Kelaparan, Pengangguran, KDRT, Anak Jalanan, dll).

Latar Belakang

Kajian terkait masalah sosial merupakan kajian yang akan selalu menarik dan actual karena masalah sosial tidak akan pernah habis selama masih ada manusia di dunia. Bidang studi yang membicarakan masalah sosial adalah sosiologi, namun sosiologi merupakan ilmu sosial teoritis yang hanya memberikan deskriptif suatu realitas. Masih dibutuhkan kajian aplikasi, praktis, atau teknik untuk mengatasi masalah sosial, untuk itu Jurusan Pengembangan Masyarat Islam (PMI) UIN Sunan Kalijaga lahir. Bersama sosiatri, IKS, Jurusan PMI berusaha menyusun formula untuk mengobati masalah-masalah sosial masyarakat.

Untuk itu Jurusan PMI membuat lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional dengan tema Strategi Jitu Mengatasi Masalah Sosial Bangsa. Hal ini dilakukan mengingat masalah sosial di Indonesia semakin hari semakin banyak dan semakin ruet. Masalah sosial tersebut diantaranya munculnya kekerasan di berbagai daerah, kemiskinan, pengangguran, kelaparan, prostitusi, anak jalanan, pengemis yang merajalela, dan sebagainya.

Pada kegiatan ini kami memberikan kesempatan kepada para siswa SMA, MA, SMK untuk berpartisipasi memberikan saran berupa tulisan singkat (artikel) guna mengatasi masalah-masalah sosial tersebut.

KETENTUAN ARTIKEL

  1. Tulisan 5 – 10 halaman dengan spasi 1,5
  2. Ditulis di kertas A4 dengan margin atas dan kiri 4, margin kanan dan bawah 3.
  3. Sistematika :
    1. Latar Belakang
    2. Pembahasan
    3. Saran
    4. Daftar Pustaka jika perlu.
  4. Naskah belum pernah terpublikasikan di media apapun dan karya sendiri
  5. Memilih salah satu topik diatas
  6. peserta adalah Siswa SMA/Sederajat dari sekolah yang bersangkutan dengan dikuatkan surat rekomendasi dari sekolah.

PENDAFTARAN

Naskah Kirimkan ke:

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta, 55221.

Dan E-mail : pmi.kalijaga@gmail.com

Cp: Abdur Rohim 085226259269

HADIAH

1.       Juara I: 1.000.000, tropi Ketua Jurusan PMI, sertifikat, dan tulisan diterbitkan.

2.       Juara II: 850.000, sertifikat, plakat, tulisannya diterbitkan.

3.       Juara III: 700.000, sertifikat, plakat, dan tulisannya diterbitkan.

4.       Juara Harapan I : 550.000, sertifikat, plakat, dan tulisannya diterbitkan.

5.       Juara Harapan II: 400.000, sertifikat, plakat, dan tulisannya diterbitkan.

6.       Juara Harapan III: 350.000, sertifikat, plakat, dan tulisannya diterbitkan.

7.       Juara Harapan IV: 300.000, sertifikat, plakat, dan tulisannya diterbitkan.

Waktu Pendaftaran dan penyerahan naskah: Tanggal : 10 Juli- 25 Agustus 2012

Presentasi dan Penyerahan Hadiah (Bagi 7 naskah terbaik): 15 september 2012 di Teatrikal Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga

7 naskah artikel terbaik berhak mempresentasikan karyanya dihadapan tim juri (Gubernur DIY, Bupati Bantul, Kakanwil Kemenag DIY, Praktisi CSR Perusahaan, Dosen Jurusan PMI, LSM)

Dipublikasi di Agenda, Berita | Meninggalkan komentar

27 Alumnus Jur Pengembangan Masyarakat Islam Diterima Di Kementrian Sosial RI Tahun 2011

 Tahun ini, 27 alumnus PMI diterima sebagai Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos), menyusul 19 pada tahun 2010. Jurusan PMI merupakan jurusan yang unik karena di dunia, ataupun di Indonesia, hanya terdapat tujuh Jurusan. Jurusan ini memposisikan diri sebagai jurusan yang mengisi kekosongan intervensi atau aplikasi dari ilmu-ilmu sosial di Indonesia.

Jika di bidang eksakta terdapat kimia (murni) dan aplikasinya teknik kimia atau farmasi (terapan). Teknik sipil (terapan) sebagai salah satu aplikasi dari fisika (murni). Dalam kajian ilmu-ilmu sosial, jurusan yang berusaha melakukan penerapan ilmu pengetahuan yang dipelajari di ilmu sosial murni belum banyak. Yang banyak dan telah berkembang di Indonesia adalah ilmu-ilmu yang hanya berusaha menjelaskan satu fenomena atau kejadian. Misalkan, sosiologi dalam menjelaskan kemiskinan.  Namun ilmu tersebut, secara khusus tidak dimaksudkan untuk merubah masyarakat atau kelompok miskin agar berdaya atau sejahtera. Jurusan PMI merupakan jurusan yang berusaha untuk mengaplikasikan (intervensi)  ilmu tidak sekedar menganalisis dan menjelaskan fenomena, namun merubahnya.

Ilmu ini belum berkembang di Indonesia sehingga belum banyak orang mengetahuinya. Bahkan orang sering punya penafsiran salah dengan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Banyak orang beranggapan PMI merupakan jurusan yang berusaha mengembangkan jumlah masyarakat Islam di Indonesia, sehingga orang menyamakan Jurusan PMI dengan misionaris. Padahal Jurusan PMI merupakan Jurusan yang berusaha melakukan community development yang salah satu kajiannya adalah mengkaji khasanah ke-Islaman dalam mencari model-model pemberdayaan ataupun pengembangan masyarakat dan menyelesaikan masalah sosial di Indonesia.

Dengan masuknya 46 orang alumnus PMI di Kementrian Sosial RI tahun 2010 dan 2011, dapat disimpulkan beberapa lembaga di luar Kementrian/Departemen Agama sudah mulai mengenal jurusan baru ini. Di beberapa lembaga swasta juga telah mempercayai alumnus PMI untuk bekerja di bidang Corporate Social Responsibility perusahaan-perusahaan mereka. Semoga Pemerintah daerah/Pemerintah kota/Pemerintah propinsi di seluruh Indonesia juga mulai mengenal dan mau memasukan para alumni PMI sebagai pengelola program pemberdayaan masyarakat mereka.

Dipublikasi di Berita | Meninggalkan komentar

Hery Kuliah Umum Naik Sepeda

KEBIJAKAN PUBLIK PRO RAKYAT DI ERA OTONOMI DAERAH

oleh Jurusan PMI

PMI Bersama Walikota

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengadakan Kuliah Umum dengan mengambil tema “Kebijakan Publik Pro Rakyat di Era Otonomi Daerah” yang dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2010 bertempat di Gedung Teatrikal Fakultas Dakwah.

Narasumber pada kegiatan tersebut adalah : 1.Herry Zudianto, SE.Akt., MM (Walikota Yogyakarta). 2. Abdur Rozaki, M.Si. (Dosen Jurusan PMI Fakultas Dakwah). Kegiatan dimoderatori oleh Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si.

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Dakwah Prof. Dr. H.M. Bahri Ghazali, MA. Dalam sambutannya beliau menekankan perlunya kerjasama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam hal lapangan pekerjaan, karena sejalan dengan program yang ada di pemerintah kota, salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat.

Dalam Kuliah Umum tersebut H Herry Zudianto, Akt, MM, Walikota Yogyakarta mengatakan tugas pemerintah itu melayani rakyat, bukan sebaliknya justru pemerintah mengeluh dan minta dilayani rakyat. Pemerintah diminta mengelola, memberi dan melayani rakyat. Paradigma ini harus dipahami benar oleh pejabat pemerintah. Kekuasaan sejatinya wakaf politik. Kegiatan tersebut juga menghadirkan pembicara Abdur Rozaki MSi (dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam).

Menurut Herry, menjadi pemimpin harus siap berkorban, baik waktu, tenaga dan pikiran. “Saya sering membuat rumusan, kekuasaan sebagai wakaf politik. Harus siap mewakafkan alias memberi, melayani, berkorban untuk rakyat. Pemerintah itu menjalankan kekuasaan yang diberikan rakyat, bukan pemilik negara,” ucapnya. Itu artinya, kebijakan pemerintah memang harus pro-rakyat. Bukan untuk kepentingan popularitas, tetapi inilah panggilan. Selain memberi juga punya tugas memberdayakan masyarakat untuk kuat dan mandiri.

Pada bagian lain, orientasi pro-rakyat inilah, program -program yang dibuat harus dirasakan langsung oleh semua lapisan masyarakat. “Perlu terobosan yang top markotop bidang pendidikan, kesehatan, dll,” katanya. Menjadi pemimpin di Yogya, kata Herry, sebagai kota peradaban harus pula bisa menanamkan nilai disiplin, nilai tepat waktu dan ketaatan.

Di akhir acara, Walikota memberikan door prize berupa buku tulisan beliau yang berjudul “Kekuasaan sebagai Wakaf Politik: Manajemen Kota Yogyakarta Kota Multikultur” kepada mahasiswa-mahasiswa yang aktif mengajukan pertanyaan. Hebatnya Pak Walikota dating ke Kampus UIN Sunan Kalijaga dengan mengendarai sepeda. Wagiman (Walikota Gila Taman) ini memang perlu di contoh

Dipublikasi di Berita | Meninggalkan komentar

PMI diterima Sakti Peksos

19 Alumni Jurusan PMI Diterima Pegawai Kementerian Sosial

Logo Sakti Peksos

 

     Kementerian Sosial tahun 2010 menerima pegawai Satuan Bhakti Pekerja Sosial (SAKTI Peksos) sejumlah 210 orang dengan latar belakang pendidikan D IV/S1 Pekerjaan Sosial/Kesejahteraan Sosial. Dari jumlah tersebut diatas, 19 orang yang masuk dan diterima adalah alumni Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Sunan Kalijaga. Berikut nama-nama alumni Jurusan PMI yang diterma sebagai SAKTI Peksos Kementerian Sosial tahun 2010: 1. Almuntaqob Fida Royin, S.Sos.I 2. Asep Irawati, S.Sos.I 3. Bambang Sukamto, S.Sos.I 4. Dedi Yusuf Habibi, S.Sos.I 5. Iin Purnamasari, S.Sos.I 6. Januri, S.Sos.I 7. Miftachul Ma’rifah, S.Sos.I 8. Muhammad Hafidzudin, S.Sos.I 9. Mukhlis, S.Sos.I 10. Nur Hayati, S.Sos.I 11. Nurul Badriyah, S.Sos.I 12. Ofik Anggraini, S.Sos.I 13. Retnaningrum Retnaningtyas, S.Sos.I 14. Sa’ad Mas’ud, S.Sos.I 15. Sri Haryanti, S.Sos.I 16. Sri Suhasto, S.Sos.I 17. Sriyuni Shobiyati, S.Sos.I 18. Tri Muryani, S.Sos.I 19. Zuchriyah Nurchasanah, S.Sos.I Jurusan yang selama ini kurang diminati oleh calon mahasiswa baru ternyata memiliki peluang kerja yang sangat luas. Terbukti alumninya tidak hanya dapat bersaing di lingkungan Kementerian Agama tetapi juga dapat bersaing merebut peluang kerja di Kementerian lainnya. Selamat mengabdi untuk negara, alumniku.

Dipublikasi di Berita | 1 Komentar

Sawung Balong

Kunjungan Tenaga Pengajar Jurusan PMI Ke Sawung Balong: Mencari Model Pengembangan Masyarakat yang Islami

Pemberdayaan

     Jumat, sabtu, minggu (8-10 Juli 2011) Jurusan PMI belajar ke Majalengka, Jawa Barat. Tepatnya Pondok Pesantren Internasional, Sawung Balong. Perjalanan di tempuh dengan mobil yang paling ngirit dan murah. Delapan jam merupakan perjalanan yang harus ditempuh untuk sampai ke Sawung Balong dari Jogja. Semua peserta pada teller-tidur, kecuali Pak Yanto dan Pak Supir.

     Ketika kita tiba pertama kali di tempat ini, kita akan takjub. Sebab setelah kita belok ke kiri menuju Sawung Balong, kita akan melihat gubuk-gubuk di atas air. Jika kita terus memacu kendaraan, kita akan bertemu dengan sebuah masjid mungil, namun cukup rame.  Kesan itu menghilangkan sejarah lama bahwa daerah tersebut dulunya merupakan daerah tandus, banyak orang judi, PSK, dan orang mencari nomer togel di daerah itu.

     Ketika kita membayangkan Sawung Balong sebagai Pondok Pesantren, lamunan kita akan tertuju pada banyak santri, kiai, dan mengaji kitab kuning. Namun banyangan tersebut tidak nampak karena disana tidak ada kiai sepuh yang punya ribuan santri. Kita akan menemukan masyarakat yang berusaha di bidang lesehan, budi daya ikan, penggemukan sapi dan kambing, koperasi, pemanfaatan biogas, dan juga kincir angin serta tenaga surya. Namun proses pemberdayaan di Sawung Balong merupakan proses pengembangan masyarakat yang Islami.

     Mengapa disebut Islami? Yang paling jelas itu dilakukan masyarakat muslim. Namun bukan itu yang saya maksud, 1). Niat pemberdayaan masyarakatnya Islami karena tidak ingin adanya maksiat yang meraja lela di tempatnya (PSK, judi, cari nomer), 2). Bangunan yang pertama kali dibuat adalah Masjid/Mushola. Kata mereka Rumah Allah. Pertama bangunan itu hanya berwujud gubuk, namun karena makin banyak anak-anak mengaji di gubuk tersebut maka pemilik ingin membangun masjid yang lebih permanen. Akhirnya mereka mengajukan pinjaman Rp. 500 juta,-. Separo untuk bangun masjid dan separonya lagi untuk perikanan. Namun karena kejahatan seseorang uang Rp. 500 juta itu hilang dari rekening. Tapi dengan berdoa kepada Allah akhirnya ada “malaikat” yang secara kebetulan-hanya karena salah pencet no hp dan curhat, orang tersebut mau meminjami Rp. 500 juta. 3). Islami karena pembagian keuntungannya 40 % untuk konsumsi, 30 % untuk sodakoh, dan 30 % untuk tambahan usaha atau nyicil pinjaman. Sampai saat ini rumus tersebut berhasil. Sodakoh yang besar tersebut ternyata bisa kembali dan membuat usahanya berhasil (dalam interpretasi saya ini fatalis atau jabariyah). 4). Setiap hari ada sholat dhuha bersama di Masjid dan ketika minggu jamaahnya sampai luar masjid.

     Cerita dari Sawung Balong sementara itu dulu, mungkin-insyaallah cerita selanjutnya akan ditulis teman-teman dosen di Jurusan PMI untuk Jurnal PMI edisi mendatang. Yang paling berkesan malam-malam di Sawung Balong kita jalani di gubuk-gubuk kecil di atas air. Jika kita telah selesai istirahat dan masuk waktu makan, kita akan dijemput para santri. Mirip dengan imajinasi gubuk-gubuk kecil dan cantrik-cantriknya di Pesanggrahan Panembahan Ismoyo dalam cerita Nogo Sosro Sabuk Intennya SH Mintarjo. Selamat menggali khasanah ke-Islaman dan Keilmuan Sosial (Pengembangan Masyarakat Islam) untuk pemberdayaan masyarakat (papin).

Dipublikasi di Berita | 1 Komentar

Kuliah Lapangan 2011

Idham samawi     Setelah kuliah umum dengan Hery Zudianto, Jurusan PMI kembali menggelar kuliah umum dengan Idham Samawi (mantan bupati Bantul). Beliau berbicara tentang hilangnya nasionalisme, peran negara, dan penetrasi asing.

     Serbuan globalisasi demikian gencar, bukan saja memasuki halaman rumah kita, tetapi telah masuk sampai ke dapur dan kamar tidur kita. Memudarnya identitas kebangsaan terjadi akibat dari kuatnya penetrasi budaya asing dan melemahnya daya tahan budaya kita. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak banyak merasakan kehadiran negara. Hilangnya peran negara untuk melindungi masyarakat mengakibatkan merosotnya daya tahan budaya dan dapat menjadi jalan bagi erosi yang menjebol benteng kebangsaan kita.

     Jika kita melihat sistem ekonomi yang sedang kita pakai nampak secara terang benderang rakyat sebetulnya tengah dibiarkan berada dalam suatu arena pertarungan bebas, dimana yang kuat akan berhadapan dengan yang lemah dan demikian sebaliknya. Muncul kecenderungan peran negara untuk memberikan proteksi pada yang lemah dan juga subsidi bagi yang tidak mampu, berusaha ditekan sedemikian rupa. Pada intinya kita melihat adanya dorongan agar mekanisme pasar berjalan tanpa keterlibatan negara. Sementara itu, di negara-negara besar, mereka justru memberikan proteksi dan subsidi, terutama pada produk pertanian dan industri kecil mereka. Keadaan yang kontras ini, tentu saja dapat menjadi ancaman nyata bagi kekuatan produktif bangsa kita, yang akan mudah tergerus dan hancur.

     Dari kesemuanya itu, apa yang paling kita khawatirkan? Yakni: Pertama, bangsa Indonesia hanya akan menjadi bangsa yang tidak memiliki kedaulatan atas tanah airnya, karena dengan skema yang ada membuat Indonesia makin tergantung pada bangsa lain, dan pada akhirnya bangsa ini hanya akan menjadi penyuplai bahan yang berasal dari sumberdaya alam kita, baik tambang, hasil hutan ataupun yang lain. Ekonomi kita saat ini hanyalah ekonomi tebang, keruk dan jual. Kedua, bangsa Indonesia hanya akan menjadi bangsa kuli, karena dengan skema yang ada, kita akan sulit untuk meningkatkan produksi nasional, dan dengan demikian lapangan kerja tidak menjadi semakin lebar, malah sebaliknya. Dan ketiga, bangsa Indonesia hanya akan menjadi pasar dari produk-produk luar. Saat ini kita sudah merasakan sendiri. Jika kita periksa barang yang ada di dalam rumah, maka akan tampak betapa sedikit produk yang merupakan buatan bangsa sendiri.

     Benarkah bangsa Indonesia tidak mampu mengatasi gelombang globalisasi yang berpotensi menenggelamkan Indonesia ? Sebagai bangsa yang memiliki semua syarat untuk tumbuh menjadi bangsa besar, kita sebenarnya punya potensi untuk maju. Masalah yang dihadapi bangsa ini sesungguhnya akan dapat diatasi manakala kita mampu mentransformasikan watak kekuasaan negara, agar dapat sejalan dengan garis ideology dan konstitusi bangsa. Kita dapat mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang sejalan dengan ideology, yakni kebijakan yang berpihak pada rakyat. Ketika negara mampu memahami persoalan rakyat dan mengambil harapan-harapan rakyat dalam perencanaan pembangunan pada gilirannya menjadi kunci dalam proses pembangunan.

 

 

Dipublikasi di Berita | Meninggalkan komentar

Hello Jurusan PMI

Ini merupakan salah satu gambar dari Jurusan PMI yang dikeluarkan bersamaan dengan dua gambar lainnya. Jurusan PMI merupakan satu jurusan aplikasi dari ilmu-ilmu sosial yang telah ada. Selain aplikasi dari teori sosial yang ada, Jurusan PMI juga berusaha menggali khasanah Ke-Islaman dalam rangka penyelesaian masalah sosial dan pembangunan.

Dipublikasi di Berita | 3 Komentar